Yunani mengeliminasi Slovenia dari Turnamen Kualifikasi Olimpiade (FIBA OQT) 2024, lewat kemenangan, 96-68, di babak semifinal. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Giannis Antetokounmpo mencetak 13 poin dalam 21 menit, dan tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan tiket ke Paris.
Pertandingan ini sangat ditunggu-tunggu, karena melibatkan Giannis dan Luka Doncic. Untuk pertama kalinya kedua megabintang NBA saling berhadapan saat mewakili tim nasional senior mereka. Doncic mengakhiri pertandingan dengan 21 poin.
“Mereka bermain jauh lebih baik dari kami. Mereka jauh lebih agresif,” kata Doncic, setelah Slovenia akhirnya harus angkat koper dari Yunani. “Saya pikir mereka memiliki tim yang luar biasa. Jelas, mereka memiliki Giannis. Namun, pemain lain juga sangat penting bagi mereka. Dan mereka dilatih dengan sangat baik. Mereka mengalahkan kami hari ini.”
Thomas Walkup memperoleh 19 poin untuk Yunani. Vasileios Toliopoulos menambahkan 14 poin. Yunani akan bertemu Kroasia pada hari Minggu di final turnamen, dengan satu tiket ke Olimpiade Paris akan diberikan kepada pemenangnya.
Doncic, yang bermain meski cedera di Final NBA, mencetak rata-rata 31 poin dalam dua pertandingan kualifikasi pertama Slovenia. Namun, ia tampil buruk pada hari Sabtu melawan lini depan Yunani yang tangguh.
Slovenia sempat tertinggal lebih dulu, setelah Yunani berhasil mencetak 13 poin pertama dan memimpin 32-14 pada akhir kuarter pertama. Keunggulan Yunani bertambah hingga 23 poin pada kuarter kedua sebelum Slovenia memanfaatkan serangan mendadak di akhir pertandingan untuk memperkecil ketertinggalannya menjadi 47-33 di babak pertama. Yunani kembali tampil cepat di kuarter ketiga, memanfaatkan keunggulan 11-3 untuk memperlebar jarak dan unggul 16 poin di kuarter keempat.
Slovenia hanya melepaskan tembakan 43 persen (23-dari-54 percobaan) lapangan selama pertandingan. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Yunani yang hanya melepaskan 54 persen (34-dari-70 percobaan), yang juga unggul dalam rebound 38-25.
Giannis Antetokounmpo belum pernah berlaga di Olimpiade selama karier basketnya. Ia hanya butuh satu kemenangan lagi untuk membuat sejarah baru dalam karier basketnya.