
Sudah 15 tahun sejak Final NBA mempertemukan Celtics dan Lakers. Setelah menyaksikan kedua tim bertanding pada Sabtu malam (8/3) waktu Amerika Serikat, maka banyak yang berharap kedua tim bisa dipertemukan kembali di partai puncak tahun ini. Dan, jika Los Angeles harus terus mengandalkan pemain-pemain hebat seperti LeBron James dan Luka Doncoc, sudah sepantasnya mereka menghadapi Boston di final sekali lagi.
Perhatian semua penggemar basket tertuju pada TD Garden, Sabtu malam, tempat persaingan paling bergengsi dalam sejarah NBA bertemu untuk pertama kalinya sejak Luka Doncic pindah ke Los Angeles. Harga tiket, debat, dan rating tayangan televisi masih mencerminkan posisi Celtics dan Lakers di dunia basket.
Lakers tiba di Boston dengan delapan kemenangan beruntun dengan peringkat pertahanan terbaik liga selama rentang waktu tersebut. Salut untuk Lakers, yang berhasil melakukan tembakan dan tertinggal 22 poin, tetapi bangkit di kuarter keempat dan memperkecil ketertinggalan menjadi empat poin. Salut juga untuk Doncic, yang memimpin upaya tersebut setelah cedera pangkal paha membuat LeBron James harus masuk ruang ganti dengan lima menit tersisa.
Sangat disayangkan LeBron keluar lebih awal dan mengakhiri pertandingan tanpa tripoin. Boston juga bermain tanpa Kristaps Porzingis, yang absen karena sakit selama seminggu terakhir. Namun, semangat juang di babak pertama yang ketat dan serangan balik Doncic di akhir pertandingan mengingatkan kita pada pertempuran hebat yang dilancarkan legenda Boston di masa lalu melawan tim ungu dan emas, dan sekilas gambaran seperti apa babak baru di era Jayson Tatum.
“NBA menjadi tempat yang lebih baik ketika Celtics dan Lakers adalah dua tim terbaik,” kata Tatum pascapertandingan.
Kepala pelatih Celtics Joe Mazzulla memuji Jaylen Brown, Jayson Tatum, dan Al Horford yang berusia 38 tahun karena menetapkan ekspektasi dalam pertarungan fisik tersebut. Ia mengakui bahwa Tatum bermain selama 45:26 menit, tertinggi sepanjang musim, dan Brown bermain lebih dari 41 menit.
“Ketika pemain terbaik Anda bangga dengan pertahanan individu, saya pikir itu akan memberi kesan pada tim Anda,” katanya setelah Boston menang 111-101. “Jelas, ini adalah pertandingan Celtics-Lakers, dan Anda adalah bagian dari itu, dan itu penting. Saya merasa ada saat-saat ketika Anda memberi mereka kesempatan untuk menjadi bagian dari itu.”
Jika kedua tim ini bertemu lagi di Final, maka akan menjadi pusat perhatian dunia basket sekali lagi. Seperti yang dikatakan Jaylen Brown, bahwa dirinya akan memenangkan gelar NBA yang lebih istimewa jika mengalahkan Lakers di final.
“Seperti hari ini, Celtics-Lakers, dua pertandingan besar dan tim yang hebat. Kami ingin menang malam ini, jadi kami melakukan apa pun untuk menang di final, jika bertemu mereka lagi,” kata Brown.
Tolong, para dewa basket, biarkan Final NBA antara Celtics dan Lakers terjadi lagi.